Skip to main content

Panen Perdana! Yippiiee~

       Hai hai! Sesuai janji saya di postingan terdahulu, kali ini saya mau sharing tentang imbalan yang saya dapet dari ikutan survei online di Global Test Market. Tapi sebelumnya saya minta maaf ya karena baru sempet update setelah sekian lama hehehe.

       Setelah melewati masa penantian yang teramat sangat panjang dan melelahkan (lebay dikit ceritanya), akhirnya cek pertama saya dari GTM nyampe juga di tangan.
Persis 6 minggu setelah saya redeem poin saya. Penasaran sama bentuknya? Nih saya kasih penampakannya~ *hidung mulai kembang kempis*

  Cek yang dikirimkan GTM diterbitkan oleh Royal Bank of Scotland (RBS) dalam satuan rupiah. Cek ini dikirim via pos dan Alhamdulillah ternyata sampe dengan selamat di rumah. Berdasarkan informasi di FAQ situs GTM, cek biasanya tiba sekitar 6-8 minggu setelah kita me-redeem poin kita. Karena saya takut kelupaan, saya bahkan sampe pasang reminder di ponsel loh. Mulai minggu ke-5 saya juga wanti-wanti ke semua penghuni rumah buat siaga kalau-kalau pak posnya datang pas saya lagi nggak di rumah. Rempong ya? Hehehe

      Setelah cek ada di tangan, saya mulai mikir kapan enaknya mencairkan cek tersebut. Untungnya jauh-jauh hari sebelumnya saya udah gugling tentang mekanisme pencairannya. Bagian ini gampang-gampang susah, karena info yang ada cuma setengah-setengah dan udah gak up to date lagi gitu deh.
      Karena kelamaan mikir, akhirnya saya baru bisa mencairkan cek tersebut sebulan kemudian. Pencairan cek GTM bisa kita lakukan dengan langsung menukarkan ceknya di bank yang menerbitkannya, atau dengan cara kliring pencairan cek di bank tempat kita membuka rekening tabungan. Dua cara pencairan ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan dari cara pertama yaitu uang yang kita dapatkan akan utuh tanpa dikurangi potongan apapun. Kekurangannya, bank RBS hanya ada di Jakarta dan Surabaya. Jadi bagi blogger yang berada di luar kota tersebut tentunya akan kesulitan. 
    Adapun kelebihan dari cara kedua, blogger (luar kota) nggak perlu repot-repot. Cukup datang ke bank dimana rekening kita terdaftar, isi formulir kliring, uang bisa diambil. Tapi katanya ada potongan tertentu yang dikenakan sebagai biaya administrasi kliring antarbank, dan besarnya potongan tiap bank berbeda-beda. Itulah kekurangan dari cara kedua. Rasanya kok kayak kurang afdol aja ya kalau duit yang diterima nggak utuh, hehehe.

Tanda terima dari bank RBSnya. PAID!! Hehehe
      Berhubung domisili saya di Jakarta, maka saya putuskan buat mencoba cara pertama. Saya datang langsung ke bank RBS yang bermarkas di kawasan Sudirman, tepatnya di lantai 11 Tower 2 Bursa Efek Indonesia. Disini saya dapet info yang sangat penting. Cek hanya bisa dicairkan langsung di bank RBS dalam tempo 70 hari, terhitung sejak tanggal yang tertera di cek. Cek saya tertanggal 24 Februari 2014, sementara saya ke bank RBS tanggal 28 April 2014. Untungnya masih bisa hehehe. Hal tersebut sempet bikin saya kaget banget karena yang saya tau, cek berlaku selama 6 bulan. Berdasarkan penjelasan mas-mas tellernya yang baik hati, ternyata masa berlaku 6 bulan itu kalau kita mencairkan ceknya dengan cara kliring, cara yang kedua tadi. Nah baru deh saya manggut-manggut paham setelah dikasih tau. Kemudian saya disuruh nunjukin KTP dan membubuhkan tanda tangan 2 kali biar ceknya bisa segera diproses.
    Setelah beberapa menit nunggu dan ngobrol santai sama Pak Satpam penjaga banknya, cash pun resmi pindah ke dompet saya. Aduhaaaai, hati riang tak terkira. Lumayan bisa jajan bakso atau somay buat sebulan penuh lah kira-kira.

     Setelah pengalaman pertama ini, sekarang saya jadi makin termotivasi (?) untuk serius menekuni survei online. Apalagi dalam masa-masa berstatus pengangguran seperti ini. Rasanya kayak oasis di gurun pasir. Lebay? Biarin ah. Hehe
Nah, gimana blogger? Apa kamu juga mulai tertarik?

Comments

Popular posts from this blog

Cie, Kitchen Set Impian

Halo buibuk  (dan pakbapak). Kali ini saya mau sharing pengalaman saya mewujudkan kitchen set impian. Uhuuuy. Sebelum mutusin buat pasang kitchen set bulan kemarin, saya cukup lama ngadain riset. Tanya-tanya temen, browsing sana sini, ngepoin grup diskusi di fem*ledaily, dan berpetualang dari satu vendor ke vendor lain buat tanya pricelist dan survey kecocokan sama vendornya. Kok rempong banget sih? Yaa begini lah saya. Soalnya saya pengennya sekali bikin kitchen set ini klik sama maunya saya, daripada nyesel di belakang yekaaan, apalagi ternyata bikin kitchen set itu nggak murah   *menangys liat tagihan*. Ditambah lagi, saya tinggal di apartemen, jadi harus pinter-pinter milih vendor yang bisa paham tata ruang terbatas ini. Dari hasil riset saya, saya akhirnya bikin beberapa patokan seperti di bawah ini sebelum deal sama vendor: 1.       Bahan kabinet harus plywood dari hasil pencarian saya, urutan kualitas bahan dari yang terba...

Bersihkan dong 'Sampah' Kampanyenya!

     Besok, 9 April 2014, negara kita tercinta ini akan melaksanakan pesta demokrasi alias pemilihan umum. Blogger pasti juga sudah tahu kalo menjelang pemilu, biasanya para caleg dan parpol pasti berkampanye kesana-kesini buat mendulang suara pendukungnya. Yang sudah-sudah, kampanye yang dilakukan para caleg dan parpol ini selalu saja menimbulkan masalah-masalah yang kadang bikin jengkel, contohnya konvoi serampangan di jalan raya dan simpatisan yang anarkis. Tak cuma saat kampanye saja, bahkan setelah masa kampanye berakhir pun banyak caleg dan parpol meninggalkan masalah yang tak kalah menjengkelkan: sampah atribut-atribut kampanye dimana-mana.

DIY (Do It Yourself): Jus Buah Naga

       Hai blogger! Meskipun perayaan imlek udah lewat, tapi suasananya masih terasa di beberapa tempat nih. Blogger yang merayakan imlek biasanya punya suguhan apa di rumah? Kue keranjang? Buah naga? Kalo blogger punya stok buah naga yang melimpah dan bingung harus diapain, tenang aja. Yuk cobain dulu tips yang mau saya bagi di bawah ini :)